PROMOSI PENJUALAN
RITEL
· Strategi Promosi Perdagangan Ritel
Sebagaimana
kita ketahui bahwa produk ataupun jasa yang dihasilkan oleh perusahaan tidak
mungkin dapat mencari sendiri pembeli ataupun peminatnya. 0leh karena itu,
produsen dalam kegiatan pemasaran produk atau jasanya harus membutuhkan
konsumen mengenai produk atau jasa yang dihasilkannya. Salah satu cara yang
digunakan produsen dalam bidang pemasaran untuk tujuan meningkatkan hasil
produk yaitu melalui kegiatan promosi. Tidak dapat dipungkiri lagi bahwa
promosi adalah salah satu faktor yang diperlukan bagi keberhasilan dan strategi
pemasaran yang diterapkan suatu perusahaan terutama pada saat ini ketika era
informasi berkembang pesat, maka promosi merupakan salah satu senjata ampuh
bagi perusahaan dalam mengembangkan dan mempertahankan usaha.
Suatu
produk tidak akan dibeli bahkan dikenal apabila konsumen tidak mengetahui
kegunaannya, keunggulannya, dimana produk dapat diperoJeh dan berapa harganya.
Untuk itulah konsumen yang menjadi sasaran produk atau jasa perusahaan perlu
diberikan informasi yang jelas. Maka peranan promosi berguna untuk:
Ø
Memperkenalkan produk atau jasa serta mutunya kepada masyarakat.
Ø
Memberitahukan kegunaan dari barang atau jasa tersebut kepada masyarakat serta
cara penggunaanya.
Ø
Memperkenalkan barang atau jasa baru.
Oleh
karenanya adalah menjadi keharusan bagi perusahaan untuk melaksanakan promosi
dengan strategi yang tepat agar dapat memenuhi sasaran yang efektif. Promosi
yang dilakukan harus sesuai dengan keadaan perusahaan. Dimana harus
diperhitungkan jumlah dana yang tersedia dengan besarnya manfaat yang diperoleh
kegiatan promosi yang dijalankun perusahaan. Sebagaimana diketahui bahwa
keadaan dunia usaha bersifat dinamis, yang selalu mengalami perubahan yang
terjadi setiap saat dan adanya keterkaitan antara satu dengan yang lainnya.
Oleh karena itu strategi pemasaran mempunyai peranan yang sangat penting untuk
keberhasilan perusahaan umumnya dan pada bidang pemasaran khususnya. Disamping
itu strategi pemasaran yang diterapkan harus ditinjau dan dikembangkan sesuai dengan
perkembangan pasar dan lingkungan pasar tersebut. Dengan demikian strategi
pemasaran harus dapat memberikan gambaran yang jelas dan terarah tentang apa
yang dilakukan perusahaan dalam menggunakan setiap kesempatan atau paduan pada
beberapa sasaran pasar.Melihat pentingnya strategi pemasaran terhadap
peningkatan volume penjualan perusahaan, maka penulis tertarik untuk lebih
memperjelas lagi topik tersebut dalam penulisan penelitian ini.
Dalam
penulisan penulisan ini, penulis berusaha untuk memudahkan pembahasan agar
lebih terarah, maka penulis membatasi kepada masalah pemasaran, dalam hal ini
hanya masalah strategi pemasaran dalam meningkatkan volume penjualan produk
maupun jasa dalam suatu perusahaan. Adapun tujuan dari penulisan ini adalah
untuk mengetahui dengan lebih pasti strategi pemasaran yang paling sesuai
dengan keadaan perusahaan untuk dapat tumbuh dan berkembang dalam persaingan.
Dalam
penulisan penelitian ini, penulis membahas dalam lima bab, yaitu: Bab satu,
berisi pendahuluan yang yang membicarakan alasan pemilihan judul, luas dan
tujuan penulisan serta sistematika pembahasan. Bab dua, memuat tentang aspek
penting dalam pemasaran, yaitu menjelaskan tentang rencana strategi pemasaran,
pasar sasaran, dan bauran pemasaran. Bab tiga, memuat tentang faktor-faktor
yang mempengaruhi strategi pemasaran. Dalam hal ini akan dibahas tentang
rencana strategi perusahaan dan faktor-faktor yang mempengaruhi strategi
pemasaran perusahaan. Bab empat, pada bab ini akan dibahas mengenai strategi
untuk setiap posisi bisnis, seperti Market leader, Market challanger, Market
follower, atau Market Nicher. Bab lima, pada bab terakhir ini, penulis mencoba
untuk membuat kesimpulan akhir atas apa yang telah diuraikan dan memberikan
saran-saran yang mungkin dapat dipertimbangkan dalam penentuan strategi
pemasaran
· Kredit Ritel
AKARTA:
PT Bank Mandiri Tbk akan meningkatkan porsi kredit ritel pada tahun ini guna
meningkatkan margin bunga bersih yang sempat turun pada tahun lalu. “Kami
sebetulnya sedang perlahan-lahan mengubah komposisi portofolio selama ini lebih
condong ke korporasi menjadi lebih banyak retail. Kita paham kredit ritel
retail suku bunganya lebih tinggi dibanding dengan korporasi,” ujar Zulkifli
Zaini Direktur Utama Bank Mandiri, Kamis malam 8 Maret 2012. Strategi tersebut
diharapkan dapat mendongkrak margin bunga bersih (net interest margin/NIM)
perseroan yang sempat turun pada tahun lalu menjadi 5,11% dari tahun sebelumnya
5,28%. Penurunan NIM tersebut merupakan konsekuensi atas penurunan suku bunga
dasar kredit (SBDK yang terjadi pada tahun lalu. “Walaupun SBDK turun tapi
komposisi kredit mengubah evolusi corporate jadi retail. Maka pendapatan bunga
bersih kami akan naik,” jelasnya. Selain itu, penurunan NIM juga disebabkan
penurunan bunga obligasi rekapitalisasi akibat pengubahan acuan bunga dari
Sertifikat Bank Indonesia bertenor 3 bulan menjadi Surat Perbendaharaan Negara
3 bulan. “Pada awal tahun yield obligasi masih 6,3% dan turun menjadi
4,4%--4,5% pada akhir tahun. Ini sebabkan karena reference rate dari recap bond
kami diubah,” ujar Pahala N. Mansyuri, Direktur Keuangan Bank Mandiri. Pahala
mengakui obligasi rekap tersebut tidak terlalu menguntungkan sehingga perseroan
berencana untuk melepas. Namun hal tersebut masih menjadi pembahasan bersama
dengan Bank Indonesia dan Kementerian Keuangan karena sebagian obligasi rekap
tersebut tidak berstatus dapat diperdagangkan. Kita masih membicarakan dan
belum final. Kami masih eksplorasi bagaimana recap bonds dijual entah buyback
atau ditukar dengan aset lainnya,” jelasnya. Selain mengandalkan pendapatan
bunga, lanjut Zulkifli, perseroan juga akan meningkatkan pendapatan berbasis
komisi, peningkatan rasio intermediasi (loan to deposit ratio) dan menekan
biaya dana guna mendongkrak laba bersih 2012.
Kredit ritel Bank Mandiri tercatat Rp81 triliun pada akhir 2011 dan
memiliki porsi sebesar 29,6% dari total portofolio pinjaman. Adapun total
kredit perseroan di luar anak usaha mencapai Rp273,9 triliun, meningkat naik
25,06% dari tahun sebelumnya sebesar Rp219 triliun. (Bsi)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar