Gambaran Umum Tentang Manajemen Ritel
Manajemen
Ritel
Industri ritel terus berubah
seiring dengan perubahan teknologi, perkembangan dunia usaha, dan tentunya
kebutuhan konsumen. Ritel adalah keseluruhan aktivitas bisnis yang terkait
dengan penjualan dan pemberian layanan kepada konsumen untuk penggunaan yang
sifatnya individu sebagai pribadi maupun keluarga.
Agar berhasil dalam pasar ritel
yang kompetitif, peritel harus dapat menawarkan produk yang tepat, dengan harga
yang tepat, pada tempat yang tepat, dan waktu yang tepat. Oleh karena itu,
pemahaman peritel tehadap karakteristik target pasar atau konsumen yang akan
dilayani merupakan hal yang sangat penting.
Dalam operasionalnya peritel
menjalankan beberapa fungsi antara lain membantu konsumen dalam menyediakan
berbagai produk dan jasa, menjalankan fungsi memecah (bulk breaking), maupun
menambah nilai produk. Secara keseluruhan, pengelolaan binis ritel membutuhkan
implementasi fungsi-fungsi manajemen secara terintegrasi baik fungsi keuangan,
pemasaran, sumber daya manusia, maupun operasional. Pemahaman keseluruhan atas
isi buku ini membutuhkan telaah menyeluruh terhadap proses pengambilan
keputusan dalam manajemen ritel yang diperjelas yaitu lingkup bisnis,
mengembangkan strategi ritel, manajemen barang dagangan, dan manajemen toko.
Pengertian Manajemen Ritel
Manajemen
ritel adalah pengaturan keseluruhan
faktor-faktor yang ebrpengaruh dalam proses perdagangan ritel,yaitu perdagangan
langsung barang dan jasa kepada konsumen.
Pengertian
Retail
Retail
adalah penjualan dari sejumlah kecil komoditas kepada konsumen.
Retail
berasal dari bahasa Perancis yaitu " Retailer" yang berarti "
Memotong menjadi kecil kecil" (Risch, 1991 ).
Pengertian
Retailing adalah semua aktivitas yang mengikut sertakan pemasaran barang dan
jasa secara langsung kepada pelanggan
Pengertian
Retailer adalah semua organisasi bisnis yang memperoleh lebuh dari setengah
hasil penjualannya dari retailing ( lucas, bush dan Gresham, 1994)
Klasifikasi Retail
Menurut
Pintel dan Diamond (1971), Retail dapat di klasifikasikan dalam banyak cara,
sebagai contoh Retail dapat di kelompokkan sesuai dengan aktivitas penjualan
barang berdasarkan sbb :
Ø
Retail Kecil
Bisnis
Retail kecil di gambarkan sebagai retailer yang berpenghasilan di bawah $500
pertahun. Pemilik retail pada umumnya bertanggung jawab penuh terhadap seluruh
penjualan dan manajemen.Biasanya kebanyakan pemilik toko pada bisnis retail
kecil ini dimiliki oleh secara individu (Individual Proprietorship) .
Ø
Retail Besar
Pada
saat ini industri Retail di kuasai oleh organisasi besar, organisasi tersebut
meliputi : Departemen Store - Chain organization (organisasi berantai),
Supermarket, Catalog Store, Warehouse, Outlet dan Online Store (Toko Online )
Departemen
Store merupakan salah satu dari retailer besar dimana menawarkan berbagai macam
jenis produk / barang, tingkat harga dan kenyamanan dalam berbelanja.
Klasifikasi Ritel
1.
Klasifikasi deskriptif
Pasar ritel dibagi menjadi 2 tipe
yaitu berdasarkan :
a) tipe kepemilikan (type of ownership)
b) tipe keragaman barang yang
dijual(type of merchandise carried)
2.
Klasifikasi strategic
Pasar retel dibedakan berdasarkan
strategi yang digunakan,yaitu :
a) margin/turnover strategy
b)
b.retail
price and service strategy
c)
strategic
group classification
d) gross margin – merchandise type
classification
3.
Klasifikasi tingkat pelayanan
Dibagi menajadi :
a) penjualan eceran swalayan
b)
penjualan
eceran dengan memilih dendiri : Contoh : toko baju dipasar
c)
penjualan
eceran dengan penjualan terbatas : Contoh : toko elektron
d) penjualan eceran dengan pelayanan
penuh : Contoh : toko perhiasan,butik
Faktor-faktor
yang berpengaruh terhadap bisnis ritel adalah 4P yaitu Place,Price,Produck dan
Promotion
Oleh
karena itu sebelum memulia bisnis ini hendaknya kita harus sudah memahaminya
dengan benar untuk memperkecil resiko kerugian.
Proses
Perencanaan & Manajemen Ritel
Dalam
memilih retail store, pembeli mempertimbangkan banyak hal. Faktor yang
diperhatikan adalah yang berkaitan dengan kebutuhan ekonominya. Di lain pihak
kebutuhan emosional (seperti gengsi) juga kadangkala mempengaruhi pilihannya.
Faktor-faktor
ekonomi yang relevan dalam memilih retail store antara lain meliputi:
1.
Harga.
Ada
retail store yang memasang harga mati seperti supermarket dan departement
store) dan ada pula yang menetapkan harga fleksibel atau dapat ditawar (seperti
discount store).
2.
Kemudahan
Kemudahan
parkir, bisa cepat pergi setelah membayar, dan mudah mencari barang yang
diinginkan (meliputi proses menemukan, membandingkan, dan memilih).
3.
Kualitas produk yang ditawarkan.
4.
Bantuan wiraniaga.
Apakah
harus swalayan, membantu ecara pasif, atau membantu secara aktif.
5.
Reputasi
Kejujuran
dan kewajaran dalam jual beli
6.
Nilai yang ditawarkan
Yaitu
perbedaan total customer value dan total customer cost. Total customer value
adalah sekumpulan manfaat yang diharapkan pelanggan dari produk dan jasa,
meliputi product value (misalnya keandalan, daya tahan/keawetan, unjuk kerja),
service value (penyerahan barang, pelatihan, instalasi, perawatan, reparasi),
personnel value (kompeten, responsif, empati, dapat dipercaya), dan image value
(citra perusahaan). Sedangkan total customer cost terdiri dari harga yang
dibayarkan, biaya waktu, biaya tenaga, dan biaya psikis.
7.
Jasa-jasa khusus yang ditawarkan.
Pengiriman
barang gratis, pembelian kredit dan bisa mengembalikan atau menukar barang yang
sudah dibeli.
C. Sistem Informasi Ritel
Dalam
perdagangan eceran atau ritel dimana arus data barang dagangan dan
uang
berputar sangat cepat diperlukan pengendalian dan pengawasan yang baik. Salah
satu bentuk pengendalian dan pengawasan tersebut adalah dengan melakukan
pencatatan data yang tertib dan teratur, serta penyuguhan informasi dalam
bentuk sistem pelaporan yang tepat waktu dan akurat sehingga memberikan manfaat
yang optimal bagi setiap keputusan yang akan diambil. Sistem Informasi Ritel
(SIM Ritel) adalah suatu sistem informasi yang dikembangkan dengan menggunakan
pendekatan yang berbasis pada pemanfaatan teknologi terpadu peralatan sistem
mekanisasi pengolah data sebagai penyedia informasi untuk menunjang semua aspek
kegiatan yang berhubungan dengan operasional, manajemen, analisis maupun dalam
hal pembuatan keputusan. Secara umum struktur SIM Ritel tidak berbeda dengan
Sistem Informasi
Manajemen
lainnya, meliputi
1.Tingkatan
informasi untuk proses transaksi, dalam hal ini fungsinya adalah sebagai
inquiry
response. Tingkatan ini biasanya menjadi tanggung jawab dari staff atau
clerk.
2.Tingkatan
informasi untuk perencanaan operasional, pengendalian dan
pengambilan
keputusan. Informasi yang berkaitan dengan kegiatan operasional setiap harinya
dibutuhkan oleh Lower Management yang berada pada tingkatan ini untuk pengambilan keputusan.
3.
Tingkatan informasi untuk perencanaan taktis dan pengambilan keputusan. Pada
tingkatan ini Middle Management membutuhkan informasi yang datangnya dari
tingkat perencanaan operasional maupun informasi dari luar lingkungan perusahan
seperti informasi tentang pesaing. Informasi tersebut nantinya akan menjadi
dasar pembuatan rencana taktis perusahaan contohnya pembuatan anggaran maupun pengambilan
keputusan seperti penentuan jenis dan harga
barang.
4.Tingkatan
informasi untuk perencanaan strategik, kebijakan dan pengambilan
keputusan.
Tujuan dan arah perusahaan ditentukan oleh Top Management. Karena
itu
informasi yang berkaitan dengan kinerja perusahaan dan keadaan lingkungan
luar
perusahaan perlu dimiliki oleh tingkat ini demi kemajuan perusahaan.
ref : - http://www.slideshare.net
Tidak ada komentar:
Posting Komentar