METODE OPERASI RITEL
· Ritel dalam
bentuk Toko
Fungsi Retail
Ritel merupakan tahap akhir proses distribusi dengan
dilakukannya pnjualan langsung pada konsumen akhir.
Dimana bisnis retail berfungsi sebagai perantara antara
distributor dengan konsumen akhir, Retailer berperan sebagai penghimpun barang,
took retail sebagai sebaga temat rujukan.
Ritail berperan sebagai penentu eksistensi barang dari
manufacture di pasar konsumsi.
KARAKTERISTIK DAN TIPOLOGI
1. Karakteristik
• Small Enough Quantity (Partai kecil,dalam jumlah
secukupnya untk dikonsumsi sendiri dalam periode tertentu)
• Impulse buying (kondisi yang tercipta dari ketersediaan
barang dalam jumlah dan jenis yang sangat variatif sehingga menimbulkan banyak
pilihan untuk konsumen)
• Store Condition ( KOndisi lingkungan dan interior dalam
toko)
2. Tipe Bisnis Retail
Klasifikasi retail berdasarkan :
Kepemilikan ( Owner ):
1. Single-Store Retailer (tipe yang paling banyak jumlahnya
dengan ukuran toko umumnya dibawah 100 m²)
2. Rantai Toko Retail (toko retail dengan banyak cabang dan
dimiliki oleh institusi perseroan)
3. Toko Waralaba (toko yang dibangun berdasarkan kontrak kerja
sama waralaba antara terwaralaba dengan pewaralaba)
Merchandise Category:
1. Specialty Store/ Toko Khas (Menjual satu jenis kategori
barang yang relative sedikit/ sempit)
2. Grocery Store/ Toko Serba Ada (menjual barang groceries
(sehari-hari))
3. Departement Store (menjual sebagian besar bukan kebutuhan
pokok, fashionable, bermerek, dengan 80% pola konyinyasi)
4. Hyperstore(menjual barang dalam rentang kategori barang
yang sangat luas)
Luas Sales Area :
1. Small Store/kiosk (kios kecil yang umumnya merupakan toko
retail tradisional, dioperasikan sebagai usaha kecil dengan sales kurang dari
100 m²)
2. Minimarket (dioperasikan dengan luasan sales area antara
100-1000 m²)
3. Supermarket (dioperasikan dengan luasan sales area antara
1000-5000 m²)
4. Hypermarket (dioperasikan dengan luasan sales area antara
lebih dari 5000 m²)
Non-Store Retailer :
1. Multi-Level-Marketing (MLM) : Model penjualan barang
secara langsung dengan system komisi penjualan berperingkat berdasarkan status
keanggotaan dalam distribution lines
2. Mail & Phone Order Retailer ( Toko pesan antar ) :
perusahaan yang melakukan penjualan berdasarkan pesanan melalui surat atau
telepon
3. Internet/ Online Store (e-Commerce) : Toko Retail di
dunia maya yang mngadopsikan internet ke dalam bentuk online retailing
· Ritel dalam
bentuk bukan Toko
Untuk menemukan pola-pola bisnis ritel secara e-commerce (
Amir Hartman dalam bukunya “Net-Ready” (Hartman, 2000) secara lebih terperinci
lagi mendefinisikan E-Commerce sebagai “suatu jenis dari mekanisme bisnis
secara elektronis yang memfokuskan diri pada transaksi bisnis berbasis individu
dengan menggunakan internet sebagai medium pertukaran barang atau jasa baik
antara dua buah institusi (B-to-B) maupun antar institusi dan konsumen langsung
(B-to-C)”. ), tentu saja harus Mempelajari transformasi dari pola-pola
penjualan retail secara fisik.
Permasalahan inti dalam perdagangan retail mempunyai 4
elemen
1. Mendapatkan product yang tepat,
2. harga yang tepat,
3. waktu yang tepat
4. Tempat yang tepat
Ada 4 pengacau dalam retail bisnis menurut Joseph L.Bower
dan Clayton M
Pengacau pertama datang dalam bentuk Departmen Stores.
Kelebihan Department stores dibanding retail biasa adalah
kecepatan perputaran barang dan mampu menampilkan jumlah product yang sangat
banyak dalam 1 store mereka.
Department Store rata memperoleh keuntungan 40 % setiap kali
perputaran barangnya ( rata-rata 3 kali setahun ),jadi mereka bisa memperoleh
keuntngan 120 %/thn.
Pengacau kedua adalah Toko pemberi diskon
Hampir sama dengan Toko pemberi Diskon mereka bisa
memberikan diskon s/d 23%/thn dan bisa sampai 5 kali perputaran / tahunnya.
Bisnis retail melalui internet belum bisa diukur secara
signifikan, tetapi Amazon.com mampu mendapat marjin 5%/tahun dengan perputaran
barang sebanyak 25 kali / tahun, hampir sebanding dengan marjin dari bisnis
retail secara fisik dengan Department stores dan Toko pemberi diskon.
Toko pemberi diskon pada akhirnya akan melawan sesama toko
pemberi diskon yang lain, karena toko retail biasa sudah bukan menjadi lawan
mereka.
Pengacau ketiga datang dalam bentuk Bisnis ritel dalam
bentuk Katalog
Sasarannya adalah konsumen yang berada di kedalaman
pemukiman, ini juga yang disebut oleh “Richard sears” sebagai rumah perbekalan
paling murah didunia , dan mengkompensasikan kekurangan pelayanan pribadi
dengan jaminan uang kembali.
Katalog adalah dasar dari toserba online yang ada saat ini.
Pengacau Keempat dan terbesar yang sedang berlangsung saat
ini adalah Online retail seperti yang dilakukan pelaku bisnis online karena
sama mendasarnya dengan tiga kekacauan sebelumnya.
Dari 3 pengacau sebelumnya Peretail Internet mampu mengemban
4 tugas besar semua pelaku retail sebelumnya, yaitu : Product, tempat, harga
dan waktu.
Poduct ? semua product bagus dan baik dapat ditampilkan
disitu
Tempat ? Web adalah toko yang sangat baik dan tidak ada
satupun toko konvensional dapat menandinginya.
Harga ? Online retail adalah surga bagi Konsumen karena
penawaran yang sangat fleksibel tiada banding, dengan hanya marjin 5% saja
Amazon.com dapat memutar barangnya sebanyak 25 Kali /tahun.
Waktu ? Dengan Toko retail online berupa web, toko bisa buka
24 jam penuh 7 hari setiap waktu tanpa perlu ada yang menjaga, sehingga
transaksi dapat dilakukan anytime , anywhere.
Seiring waktu bisnis retail online mulai merubah strateginya
dari generalis ( konsep department store ) ke Spesialis, yaitu dengan hanya
menawarkan product2 tertentu, misalnya :
sebuah web hanya menjual Buku ( online book stores ) dll.
Akhir dari Resume ini adalah bahwa bisnis retail
konvensional dengan retail internet tetap harus berhubungan, karena dalam
kenyataannya bahwa seseorang yang membutuhkan sesuatu barang dengan cepat pasti
akan menuju mobilnya tanpa menuju komputernya.
· Ritel
Waralaba
Omset RITEL Indonesia data 2008 mencapai 70Trilyun rupiah.
Kenapa tidak, kita bisa ikut andil menikmati omset tersebut di tahun 2009 dan
seterusnya. Diprediksi tahun 2009 omset ritel Indonesia akan naik 5 - 10%.
Tips memilih Waralaba yang Baik dan Menguntungkan:
Mungkin selama ini anda berfikir bahwa membeli sebuah
franchise pasti selalu menguntungkan. Karena dalam sistem franchise atau
waralaba, resiko sudah diminimalisir sedemikian hingga oleh pihak franchise
(disebut franchisor). Pemikiran demikian memang ada benarnya, walau tidak
selalu benar dalam praktek dan kenyataannya. Mengapa resiko kegagalan usaha
membeli waralaba lebih kecil daripada membuka usaha sendiri? hal ini
dikarenakan jika seorang memulai sebuah bisnis sendiri dengan metode “Trial and
Eror“, kemungkinan gagalnya sangat besar, apalagi tidak ada rekan atau saudara
yang membimbingnya dalam usaha yang baru dirintisnya tersebut. Sedangkan kalau
membeli waralaba, resiko kegagalan dapat diperkecil, karena perusahaan
pewaralaba (franchisor) sudah menyediakan segala sesuatunya untuk mendukung
investor (terwaralaba/ franchisee), termasuk survey, metode marketing dan
promosi, perizinan, bahan baku, manajemen, standar kerja/ SOP, desain interior
dan lain sebagainya.
Menurut John Naisbit dalam bukunya yang berjudul Megatrends,
mengatakan bahwa waralaba adalah konsep marketing yang paling sukses dalam
sejarah umat manusia. Menurutnya, di USA, setiap 8 menit, lahir satu oulet
waralaba. Konsep waralaba ini kemudian merambah sampai ke Indonesia, dimana 10
tahun terakhir ini banyak bermunculan pebisnis yang menawarkan konsep waralaba
kepada masyarakat (calon investor). Konsep baru ini menjadi topik hangat dikalangan
dunia usaha dan media bisnis. Akibatnya, semakin banyak orang yang tertarik
untuk menamkan uangnya dengan membeli waralaba atau sekedar lisensi bisnis atau
paling tidak mengetahui lebih detail bagaimana sistem waralaba itu sebenarnya,
hal ini dapat dilihat dari ‘laris manisnya‘ buku-buku yang mengupas masalah
waralaba atau franchise dan tingginya minat pengunjung di acara pameran
franchise.
Namun yang perlu diketahui, bahwa ternyata tingkat
kesuksesan waralaba di indonesia hanya mencapai 60% saja, sedangkan di negei
asalnya, Amerika mencapai 90%. Selain itu, menurut Amir Karamoy, Ketua Waralaba
dan Lisensi Indonesia yang juga pemilik Konsultan AK & Partners, menyatakan
bahwa terjadi perbedaan tingkat kegagalan yang sangat mencolok antara waralaba
lokal dibanding waralaba asing. Tingkat kegagalan waralaba lokal berkisar
antara 50-60%, sedangkan tingkat kegagalan waralaba asing di Indonesia hanya
berkisar 2% – 3 % saja.
Saat ini, yang paling ramai bisnis yang di-franchise-kan
adalah dibidang bisnis makanan, maklumlah, karena makanan adalah merupakan
kebutuhan paling pokok manusia, dan semua manusia perlu makan. Oleh karena
itulah bermunculan franchise yang bergerak dibidang makanan ini, seperti yang
berasal dari luar negeri antara lain : McDonnald, KFC, Dunkin Donuts, dan
lain-lain. Sedangkan yang dari lokal antara lain : RedCrispy, Andrew Crepes,
Bakmi Raos dan lain-lainnya. Selain franchise yang produknya berupa makanan,
juga ada franchise yang produknya berupa non makanan dan jasa, misalnya dibidang
pendidikan, pengantaran barang, salon, busana dan lain-lain.
Beberapa hal yang harus diperhatikan sebelum membeli
waralaba:
- Apakah Waralaba memang pas untuk anda? setiap tahunnya
semakin banyak orang yang bermimpi keluar dari rutinitas 8 pagi – 5 sore dan
memiliki sebuah sistem bisnis sendiri (baik self employed atau business owner).
Meski begitu namanya membangun bisnis bisa menjadi proses menakutkan. Membangun
bisnis dapat dikatakan suatu hal yang memerlukan konsentrasi, fokus dan
persistensi yang tinggi.
- Waralaba sering dilihat sebagai bisnis yang lebih kecil
risikonya. Waralaba memberikan peluang Anda membuka bisnis sendiri dengan
dukungan dan back up dari perawalaba. Namun waralaba tidak selalu cocok bagi
semua orang.
- Apakah waralaba merupakan pilihan menarik bagi anda?
Waralaba adalah sebuah pilihan yang menarik bagi pebisnis pemula, karena
waralaba memungkinkan anda menanamkan uang dalam sebuah sistem yang sudah
mapan, telah dicoba dan teruji, dan terbukti keberhasilannya. Namun bagi
pebisnis yang sudah malang melintang di dunia wirausaha, mungkin tawaran
waralaba sudah tidak begitu menarik lagi.
- Waralaba bukan garansi sukses. Seperti disinggung di
bagian atas, apalagi di Indonesia, tingkat kegagalan waralaba masih cukup
tinggi, namun demikian sebagai investor waralaba anda akan mendapatkan bantuan
dari pewaralaba. Meski demikian Anda tetap perlu memotivasi diri, memiliki
gerak dan komitmen kerja keras untuk membangun bisnis yang sukses. Waralaba
bukanlah garansi kesuksesan. Meskipun satu tingkatan keberhasilan sudah
tercapai, diperlukan kerja keras agar bisa mempertahankan profitabilitas.
- Jika anda memutuskan langsung terjun ke bisnis, persiapkan
mental dengan matang, karena ada perbedaan suasana antara “ketidakpastian” di
dunia bisnis dan ‘zona nyaman’ di dunia karyawan dengan gaji bulanan yang pasti
dan rutin.
- Macam-macam tingkat investasi di dunia waralaba bermacam-macam.
Sesuaikan pilihan dengan kemampuan keuangan anda, jangan melebihi kemampuan.
Biasanya franchisor akan memberikan informasi seputar kinerja franchisee
lainnya sebagai gambaran. Namun, tentu saja ini bukan garansi bagi kesuksesan.
Anda perlu meneliti sendiri bisnis yang potensial di sekitar Anda dan bila
perlu mencari bantuan profesional dalam membuat proyeksi keuangan. Kalau bisa
bicaralah dengan franchisee lain yang membeli waralaba tersebut, bagaimana
sistemnya, supportnya, proyeksi keuangannya, potensinya, dll.
Beberapa pertimbangan dalam memilih / membeli franchise atau
waralaba antara lain:
1. Apakah merek-nya sudah terkenal dan memiliki image
positif di pasar. Karena, membeli franchise bukan hanya sekedar membeli sistem,
tetapi merek. Seandainya mereknya belum terkenal, sulit bagi kita untuk
memperoleh omzet maksimal karena pasar belum aware terhadap merek franchise
tersebut. Selain merek, juga produk dan sistem. Apakah produknya “mumpuni“,
kalau produknya berupa makanan, apakah enak, apakah unik, apakah mudah dibuat
atau tidak, apakah ada resep rahasia sehingga sulit di tiru pesaing.
2. Siapa di belakang layar. Nah ini juga perlu kita cari
tahu, siapa pengembang dibalik nama franchise yang di jual tersbut. Hal ini
ibarat kita membeli rumah/ apartemen, tentu kita juga harus melihat
kredibilitas pengembang perumahan yang dijual. demikian juga dengan membeli
waralaba, jika perlu juga cari informasi tentang pemilik/ pengembang franchise
tersebut. Apakah franchisor yang kita minati merupakan perusahaan yang sukses
dan kuat, Franchisor wajib memberikan laporan keuangan yang telah diaudit oleh
akuntan publik kepada calon pembeli hak waralabanya. Laporan tersebut dapat
membrikan informasi keadaan keuangan perusahaan tersebut untuk periode 3 tahun.
3. Tempat. Tempat usaha yang kita pilih mutlak harus
staretegis, ramai dan mudah diakses dari mana saja, tempat parkir harus luas.
JIka anda melihat tempat usaha McDonnald, kebanyakan berada di tempat yang
paling strategis, di belahan dunia manapun, diperempatan jalan, pokoknya
tempatnya paling strategis. Maknya tak salah jika ada yang mengatakan bahwa
bisnis mereka bukan burger, tetapi properti.
4. Lakukan riset secara umum tentang waralaba yang di incar.
Pastikan anda melihat peluang di bidang bisnis yang akan dijalankan. Cari tahu
sebanyak mungkin informasi tentang waralaba yang diminati. Misalnya mencari
tahu bagaimana tingkat penjualan, sistem support, kelemahan dan kelebihan
waralaba tersebut dari franchisee lain yang sudah terlebih dahulu membeli dan
menjalankan waralaba tersebut. pastikan waralaba tersebut memiliki bimbingan
berkelanjutan dalam pengelolaan merek, pengawasan mutu, manajemen kepegawaian,
bimbingan administrasi dan petunjuk teknis lainnya. Seringlah hadir dalam
seminar dan pameran franchise untuk mendapatkan sebanyak mungkin informasi dan
perbandingan terbaik.
5. Pilihlah waralaba yang sesuai dengan hasrat dan minat
anda, dan anda yakin waralaba tersebut akan menguntungkan dalam jangka panjang.
Hindari memilih waralaba karena faktor “trend” semata-mata.
6. Pilihlah waralaba yang sesuai dengan modal anda. Beberapa
bisnis waralaba ada yang mengalami kegagalan ditengah jalan karena kekurangan
modal. Oleh karena itu, untuk meningkatkan peluang keberhasilan, lebih baik
untuk memiliki modal labih dari yang disyaratkan franchisor. Disarankan untuk
memiliki cadangan dana untuk modal kerja 6 bulan sampai 1 tahun ke depan.
7. Mungkin anda perlu meminta nasihat dari profesional
(konsultan waralaba) untuk mendampingi anda.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar